Rabu, 04 April 2018

Artikel Gangguan Bulimia Nervosa

GANGGUAN MAKAN
BULIMIA NERVOSA
Ana Istiqomah
163104101126
Mata kuliah Psikologi Abnormal


Bulimia nervosa adalah suatu sindrom yang ditandai oleh serangan berulang perilaku makan berlebih dan preokupasi berlebihan perihal berat badannya, sehingga pasien menggunakan cara yang sangat ketat untuk mengurangi efek “menggemukkan” dari makanan (PPDGJ III). Untuk mengurangi efek “menggemukkan” ini mereka mengeluarkan makanan yang telah dimakan, bisa melalui muntah yang biasanya diinduksi dengan obat pencahar, atau bisa juga dengan mengeluarkannya lewat kencing dengan menggunakan obat diuretik.
Orang yang mengidap bulimia biasanya terobsesi untuk memelihara atau mengurangi berat badan mereka. Sebagian besar penderitanya adalah wanita, yang sangat peduli akan bentuk tubuh dan berat badan dan termasuk golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Pengidap bulimia cenderung menderita depresi, kecemasan, penghargaan-diri yang rendah, dan kontrol impuls yang rendah.
Ada beberapa karakteristik diagnostik gangguan makan bulimia nervosa, yaitu:
1.       Episode berulang dari makan berlebihan. Penderita makan dalam jumlah yang sangat banyak dalam periode waktu 2 jam
2.      Merasa kehilangan control terhadap makanan yang masuk dalam tubuh pada saat episode tersebut.
3.      Ada perilaku kompensasi untuk menjaga berat badan agar tidak bertambah, yaitu dengan membangkitkan rasa ingin muntah, menyalahgunakan obat pencahar atau diuretic, dan olahraga serta puasa berlebihan.
4.      Rata-rata terjadi dua episode makan berlebihan dalam kurun waktu satu minggu dan diikuti perilaku kompensasi untuk menghindari penambahan berat badan selama minimal 3 bulan.
5.      Perhatian berlebihan yang terus menerus pada bentuk dan berat tubuh.

Gangguan makan tipe bulimia nervosa ini berakibat pada beberapa komplikasi medis. Memuntahkan makanan yang dilakukan secara terus menerus dapat menimbulkan iritasi pada kerongkongan, kulit mulut, masalah pada gigi, masalah gastrointestinal seperti sakit pada perut dan hiatan hernia. Pada kasus ekstrem, obat pencahar yang dikonsumsi secara terus menerus dapat menyebabkan kekurangan mineral tubuh, membuat otot-otot tubuh melemah, fungsi jantung yang tidak normal dan kematian mendadak. Gangguan makan ini dapat membahayakan diri sendiri apabila tidak segera ditangani.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor sosio-kultural, misalnya tekanan akan standar kurus yang tidak realistis bagi perempuan muda. Faktor psikologis, misalnya ketidakpuasan pada bentuk tubuh, merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan selain diet, dll. Faktor keluarga juga dapat menjadi penyebab munculnya gangguan ini, misalnya adanya konflik dalam keluarga, kurangnya kedekatan dan pengasuhan, gagal membangun otonomi kemandirian pada anak perempuan mereka. Selanjutnya adalah faktor biologis, hal ini berkaitan dengan jumlah neurotransmitter pengatur mood dan nafsu makan yang dimiliki individu, serta kemungkinan pengaruh genetis.  
Contoh kasus yang terjadi pada Tina Toon. Penyanyi cilik yang terkenal dengan tubuh gempal itu dulu pernah mengalami bulimia, sebelum bertransformasi menjadi langsing seperti sekarang. Ia menderita bulimia disebabkan oleh stres berat yang ia rasakan akibat dibuli oleh teman-temannya karena tubuh gempalnya itu. Akan tetapi, ia memendam sendiri masalahnya tersebut sehingga ia melampiaskan stresnya ke makanan. Ia menderita bulimia selama 3 tahun. Dengan penanganan yang benar dan penguatan dari keluarga serta mengubah mindsetnya untuk berpikir lebih positif, akhirnya ia dapat sembuh dari gangguan bulimia tersebut.
Dari uraian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa suatu penghargaan diri dan pemikiran yang positif memiliki andil yang besar dalam kesehatan mental seseorang. Siapa saja dapat terserang gangguan mental, seperti bulimia nervosa ini, yang membedakan adalah bagiamana proses koping yang dilakukan individu untuk menyelesaikan masalahnya. Namun demikian, dukungan dari lingkungan juga penting bagi individu sebagai penguat.

Referensi
Boeree, C. George. 2013. General Psychology: Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi dan Perilaku. Yogyakarta: Prismasophie.
Briawan, Dodik dan Kurniawan, Mohamad Yulianto. (2014). Persepsi Tubuh Dan Gangguan Makan Pada Remaja Perempuan (Body Image Perception And Eating Disorders In Female Adolescents). Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2), 103-108. http://download.portalgaruda.org/
Mukhlis, Akhmad. (2013). Berpikir Positif Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh  (Body Image Dissatisfaction). Jurnal Psikologi Islam, 10(1), 5-14. http://psikologi.uin-malang.ac.id


0 komentar:

Posting Komentar