Minggu, 15 April 2018

Gangguan Kepribadian Narsistik


                                        Gangguan Kepribadian Narsistik
Nama : Meissy Bella Sari
Nim : 163104101143
Psikologi Abnormal


Orang dengan gangguan narsistik memiliki rasa bangga dan keyakinan yang berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan berharap orang lain menghujani mereka dengan pujian, orang pada gangguan ini bersidat self-absorbed dan kurang memiliki empati pada orang lain.
Ciri dari orang yang mengalami gangguan narsistik adalah, melebih-lebihkan bahwa dirinya orang yang istimewa., lebih fokus pada fantasi akan kebesaran dirinya (kesuksesan, kecantikan, atau kepandaiannya), meyakini dirinya istimewa dan hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga istimewa, selalu butuh perhatian dan pujian dari orang lain, punya kemauan tidak rasional akan perlakuan dari orang lain, suka mengambil kesempatan dari orang lain demi keberhasilannya. kurang empati dan tak peduli perasaan orang lain, sering cemburu dengan keberhasilan orang lain dan yakin orang lain juga cemburu pada dirinya, perilakunya arogan.
Seorang narsistik mungkin tampak memiliki harga diri yang tinggi, tetapi sebenarnya bisa saja sebaliknya. Ada rasa ketidakamanan yang mendalam di balik eksterior dirinya yang besar. Pribadi narsistik ingin orang lain untuk menjadi iri dengan dirinya, tetapi sebenarnya dia adalah orang yang memiliki rasa cemburu yang besar dan merasa terancam oleh prestasi orang lain. Seseorang yang memiliki kepribadian narsistik tidak bisa mendengarkan dan sering menyela. Kepribadian jenis ini cenderung berkomunikasi satu arah dan tidak memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara.
Contoh kasus gangguan narsistik, David berprofesi sebagai pengacara dan berusia awal 40an. Dia pertama kali datang mengunjungi psikolog untuk mengatasi mood negatifnya. Sejak awal pertemuan tampak bahwa David sangat menaruh perhatian pada penampilannya. Dia secara khusus menanyakan pendapat terapis mengenai baju setelan model terbaru yang dikenakannya dan juga sepetu barunya. David juga bertanya kepada terapis tentang mobil yang digunakan dan berapa banyak klien kelas atas yang ditangani oleh terapis tersebut. David sangat ingin memastikan bahwa dia sedang berhubungan dengan seseorang yang terbaik bidangnya. David bercerita tentang kesuksesannya dalam bidang akademis dan olahraga, tanpa mampu memberikan bukti apapun yang memastikan keberhasilannya. Selama bersekolah di sekolah hukum, dia adalah seorang work- aholic, penuh akan fantasi akan keberhasilannya hingga tidak memiliki waktu untuk isterintya. Setelah anak mereka lahir, David semakin sedikit menghabiskan waktu dengan keluarganya. Tidak lama setelah dia memliki pekerjaan yang mapan, David menceraikan isterinya karena tidak lagi membutuhkan bantuan ekonomi dario sang istri. Setelah perceraian tersebut, David memutuskan bahwa dia benar-benar bebas untuk menikmati hidupnya. Dia sangat suka menghabiskan uang untuk dirinya sendiri, misalnya dengan menghias apaartemennya dengan berbagai benda-benda yang sangat menarik perhatian. Dia juga seringkali berhubungan dengan wanita-wanita yang sangat menarik. Dalam pergaulannya, David merasa nyaman apabila dirinya menjadi pusat perhatian semua orang. Dia pun merasa nyaman ketika dia berfantasi mengenai kepopuleran yang akan diraihnya, mendapatkan suatu penghargaan, ataupun memiliki kekayaan berlimpah (sumber : Barlow & Durant, 1995).
Menurut saya Penderita narsisme terjebak dalam lingkaran setan, di mana sebuah tindakan dapat membuat mereka semakin mengalami kesulitan. Kondisi psikologis ambivalen (atau keadaan memiliki hubungan yang ambivalen dengan seseorang yang penting) seperti itu, jelas bukan keadaan yang nyaman. Nemiah juga menjelaskan bahwa penderita narsisme besar kemungkinannya menderita kesulitan emosional, bila dihadapkan pada kematian individu tempat dirinya bergantung dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan narsistiknya.

Sumber :
Jeffrey S. Nevid, Spencer A Rathus, Beverly Greene. (2003). Psikologi Abnormal. Edisi kelima Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar